Laman

Selasa, 27 Juli 2010

Pasraman Kilat Di Hotel sahid


oleh : Gede Eka s

Artikel :
Pasraman saraswati mengadakan pasraman kilat di hotel sahid Bandar lampung. acara tersebut terselenggara berkat bantuan dari Dirjen Bimas Hindu. Anak – anak pasraman sangat senang mengikuti kegiatan ini. Selain mendapat pengetahuan jugamendapat teman – teman baru. Kalau bisa acara ini dapat terselenggara secara continuitas demi kemajuan Hindu. Om tat Sat

Foto – foto kegiatan anak yang mengikuti pasraman kilat.
Foto 1. anak – anak serius tu blajarnya Ea.. !


Foto 2. Pak Guru lagi Ngsi materi seru nich.. !

Kamis, 08 Juli 2010

pasraman saraswati

Pasraman saraswati lg mengadakan pasraman kilat di hotel sahid balam tanggal 8 - 10

Kamis, 03 Juni 2010

KUNINGAN DAN CINTA KASIH

oleh : GEDE EKA SETIASA
07 10 11 027




KUNINGAN DAN CINTA KASIH

Artikel ini disampaikan dalam Dharma Wacana Puja Wali Pura Kerthi Bhuana Way Lunik Bandar Lampung, Sabtu 23 Mei 2010
Oleh : Gede Eka Setiasa, Ang. 07

Om Swastyastu,
Om Anobadrah kratawo yattu visvatah,
"Semoga pikiran yang terang senantiasa datang dari segala penjuru "

Sabtu yang cerah itu umat se Provinsi Lampung melaksanakan Puja Wali di Pura Kerti Bhuana Way Lunik. Umat hindu dari berbagai penjuru lampung berduyun – duyun datang untuk mengaturkan persembahyangan bersama di Pura tersebut. Kegiatan puja wali ini dilakukan secara rutin setiap 6 bulan sekali, tepatnya pada hari sabtu kliwon wuku kuningan. Untuk kegiatan disana panitia dilakukan secara bergilir dari masing – masing kabupaten, Kebetulan waktu tersebut sebagai pengarep karye ( Panitia Utamanya adalah dari tulang bawang ). Meskipun panitia utama karye tersebut adalah dari Tulang bawang, Banjar- banjar yang ada didaerah Bandar lampung juga turut serta campur tangan pada pujawali tersebut. hal ini tercemin wujud kebersamaan umat hindu yang ada di lampung.

Sebagai umat hindu tentunya memiliki suatu hari raya, sebagai wujud pengimplementasian yajna yang telah tersurat dalam kitab suci. Dalam hal ini seharusnya kita sebagai umat hindu dapat memaknai hari – hari suci keagaamaan dengan baik. Sehingga apa yang menjadi tujuan dapat kita capai dengan baik.Dalam hal ini bagaimanakah seharusnya memaknainya hari raya kuningan, apakah itu semata – mata hanya dirayakan begitu saja, tanpa kita memandang apa sebenarnya makna yang terkandung dalam hari raya tersebut. Banyak remaja – remaja sekarang ikut – ikutan dengan budaya luar, dikatakan bahwa Valentine yang jatuh setiap 14 februari dikatakan seabgai hari cinta kasih. Namun pernahkah kita tahu bahwa sesungguhnya hindu jugamempunyai hari cinta kasih yaitu hari raya kuningan. ---

Minggu, 30 Mei 2010

Puisi Religi





HINDU KEABADIAN KU

Tiada novel selengkap Veda
Tiada air sesuci tirta
Tiada parfum sewangi dupa
Tiada kata seindah dharma

Hindu adalah agamaku
Brahman adalah tuhanku
Bhakti adalah wujud pengabdianku pada - MU

Ajaran - MU adalah mutiara kehidupan
Dalam sanubariku
Berikanlah slalu jalan kedamaian itu
Untuk mencapai tujuan akhir……..

“ Moksartham jagadhita ya ca iti dharma ”
Santih
Created by :

" Gede Eka S. “

Minggu, 23 Mei 2010

contoh Rencana Pokok Pembelajaran ( RPP )

By ; Gede eka S.



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



Sekolah : SMA. N. I Banjit Way Kanan
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/ Semester : XI/ Genap
Aspek : Susila
Standar Kompetensi : Memahami Ajaran Tat Tvam Asi Sebagai Landasan Etika
Moral
Kompetensi Dasar : - Menjelaskan Pengertian Tat Tvam Asi
- Menunjukan Perilaku Sebagai Implementasi Ajaran
Tat Tvam Asi

Indikator : - Menjelaskan Pengertian Tat Tvam Asi
- Memberikan Contoh–Contoh Perilaku Ajaran Tat Tvam Asi
- Menunjukan Ajaran Tat Tvam Asi
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit ( 2 x Pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta Didik Mampu :
- Menguraikan Pengertian Dari Konsep Tat Tvam Asi
- Menguraikan dan Memberikan Contoh – Contoh Dari Konsep Tat Tvam Asi
- Mampu Mengimplementasikan Ajaran Tat Tvam Asi dalam Kehidupan Sehari-hari
B. Materi Pembelajaran
 Pengertian Tat Tvam Asi
 Bentuk – Bentuk Perilaku ajaran Tat Tvam Asi
C. Model Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
 Salam Panganjali " Om Swastyastu "
 Apresiasi tanya Jawab Seputar Tat Tvam Asi



2. Kegiatan Inti
 Mencari dan Membaca Sumber Informasi Tentang Tat Tvam Asi
 Menguraikan dan Memberikan Contoh – Contoh Ajaran Tat Tvam Asi
 Melakukan Diskusi Terhadap Contoh Penerapan Ajaran tat Tvam Asi Dalam Kehidupan Sehari – hari
3. Kegiatan Penutup
 Evaluasi : Evaluasi terhadap Proses dan hasil pembelajaran
 Merefleksi hasil pembelajaran dan tindak lanjut
 Membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran
 Memberikan saran dan nasehat
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
 Doa penutup " Om Santih, Santih, Santih Om "

D. Sumber Belajar
 Buku Pelajaran Agama Hindu Kelas XI

F. Penilaian hasil Belajar
 Teknik : - Tanya jawab
- Tes Tertulis
 Bentuk Instrumen : Uraian
 Butir Instrumen
1. Jelaskan Pengertian Serta contoh – contoh penerapan ajaran Tat Tvam Asi dalam kehidupan sehari - hari !



Mengetahui



Kepala Sekolah SMA Guru Bidang Study





Dra. Ni Wayan Sarti Gede Eka Setiasa
Nip : 15 02 86 877 Nim : 07 10 11 006

Laporan Praktek Mengajar di Pasraman saraswati

Oleg :
Gede eka setiasa
07 10 11 006








LAPORAN
PRAKTEK MENGAJAR DI PASRAMAN SARASWATI









OLEH :
GEDE EKA SETIASA
0710 11 006













SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU LAMPUNG
2010







Kata Pengantar
Om Swastyastu,
Om Awighnamastu Namo sidham

Atas asung kertha waranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan karunia-Nya akhirnya penyusun dapat menyelesaikan pembuatan laporan praktek mengajar dilapangan (LPMD). Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi kepada dosen apa saja yang telah dilaksanakan selama praktek mengajar. Dan juga sekaligus laporan praktek ini sebagai tolak ukur penilaian kemampuan mahasiswa dalam praktek mengajar dilapangan.
Dalam hal ini, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan saran dalam pembuatan laporan ini. Semoga Brahman senantiasa memberikan perlindungan kepada kita semua “OM Tat Sat “.



Om Siddhirastu tad astu svaha
Om Santih, Santih, Santih Om


Bandar Lampung, Maret 2010


Penyusun




1.1 Latar belakang

Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan manusia,karena dengan adanya pendidikan akan terbentuk manusia yang terampil,cerdas dan berkualitas. Dalam pendidikan formal ada suatu proses yang disebut dengan proses belajar. Didalam proses belajar tentunya ada seorang guru.
Guru disini memiliki peranan yang sangat penting didalam proses belajar I yaitu sebagai Informator yaitu guru sebagai pemberi informasi. Baik itu informasi akademik ataupun informasi umum.Organisator adalah guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus dan lainya sehingga dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam belajar.Motivator yaitu guru sebagai pemberi motivasi kepada peserta didiknnya, untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya.
Guru sebagai director yaitu guru sebagai pengarah, atau memberikan bimbingan ilmu etika maupun kepemimpinan kepada peserta didiknya. Inisiator yaitu guru berperan untuk memberikan ide – ide dalam proses belajar. Transmitter, guru bertindak sebagai penyebar kebijakan pendidikan dan pengetahuan. Fasilitator, guru harus memberikan fasilitas atau kemudahan dalam belajar. Mediator, guru sebagai pemberi pemecahan masalah/jalan keluar. Evaluator, guru memiliki otoritas menilai peserta didiknya dalam bidak akademik.
Uraian diatas merupakan beberapa kriteria untuk menjadi guru yang professional. Untuk menjadi guru yang baik dan professional,penulis sebagai seorang calon pendidik harus mulai menerapkan kriteria guru yang baik dan professional. Oleh karena itu dosen mata kuliah PBM (praktek keguruan) memberikan kesempatan kepada penulis untuk praktek langsung dilapangan. Dalam praktek dilapangan penulis diharuskan untuk membuat suatu laporan. Karena laporan ini sebagai tolak ukur kegiatan yang telah dilaksanakan selama praktek.




1.2 Gambaran umum daerah praktek
Pasraman saraswati adalah yayasan pendidikan agama hindu. Kegiatan belajar mengajar pasraman sarswati dilaksanakan pada hari minggu. Pasraman sarswati dibagun unutk memberikan pendidikan agama Hindu terhadap anak yang tidak mendapat pendidikan agama hindu disekolahnya. Pasraman saraswati berdiri tahun 1993. Pasraman sarswati sebelum tahun 2008 sempat beroperasi digedung parisadha provinsi lampung yang terletak di jl. Mawar no. 1 kec. Labuhan dalem Bandar lampung.
Saat ini Pasraman Saraswati terletak di jl. flamboyan kel. Labuhan dalem Bandar lampung. Gedung ini memiliki 3 lokal,lokal pertama untuk siswa SD kelas 1 dan 2. Lokal kedua untuk siswa kelas 3 – kelas 6. Dan satu local lagi untuk siswa SMP Dan SMA. Sementar waktu siswa yang berbeda kelas terpaksa digabung dikarenakan kekurangan local. Tetapi kika kapasitas murid sudah melbihi belajar dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama dan sesi kedua. Siswa Pasraman Saraswati jumlahnya cukup banyak. Jumlah keseluruhan dari SD _ SMA yang aktif belajar ±mencapai 150 orang. Siswa yang jumlahnya paling sedikit adalah siswa SMA yaitu 37 orang.Kelas 1 SMA ada 25 siswa, kelas 2 ada 7 siswa dan sisanya kelas 3 ada 5 orang.

1.3 Pelaksanaan kegiatan praktek
Kegiatan praktek dilaksanakan selama 3 kali setiap hari minggu. Praktek pertama tanggal 28 februari 2010, Praktek kedua tanggal 7 maret 2010, dan Praktek ketiga yaitu untuk melakukan evaluasi tanggal 21 maret 2010. Paktek mengajar yang pertama dilakukan selama 3 jam pembelajaran yaitu 3 x 50 menit = 150 menit. Dimulai jam 09.00 WIB – jam 11.30 WIB. Pokok bahasan yang diberikan adalah “ HUKUM KARMA PHALA DAN PUNARBHAWA “.





Dengan Rancangan pelaksanaaan pembelajaran ( RPP ) adalah sebagai berikut :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : YAYASAN PASRAMAN SARSWATI
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Aspek : Sraddha
Standar Kompetensi : Memahami hukum karma phala dan punarbhawa
Kompetensi Dasar : Menguraikan pengertian hukum karma phala dan punarbhawa
: Menjelaskan hubungan pengertian hukum karma phala danpunarbhawa
: Menunjukan contoh hukum karma phala dan punarbhawa

Indikator : Mampu menjelaskan pengertian hukum karma phala dan punarbhawa
: Mampu memahami hubungan hukum karma phala dan punarbhawa
: Mampu mengindentifikasi contoh hukum karma phala dan punarbhawa
: Mampu memberikan argumentasi terhadap hubungan hukum karma phala dan punarbhawa.
: Mampu merealisasikan hukum karma phala dan punarbhawa yang positif dalam kehidupan sehari – hari.
Alokasi Waktu : 6 x 50 Menit ( 2 x Pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta Didik Mampu :
- Menguraikan pengertian dan contoh – contoh hukum karma phala dan punarbhawa
- Mampu memahami hubungan hukum karma phala dan punarbhawa
- Mengindentifikasi contoh hukum karma phala dan punarbhawa
- Memberikan argumentasi terhadap hubungan hukum karma phala dan punarbhawa.
- Mampu merealisasikan hukum karma phala dan punarbhawa yang positif dalam kehidupan sehari – hari.

B. Materi Pembelajaran
 Pengertian dan hakekat hukum karma phala
 Menguraikan bagian – bagian hukum karma phala
 Hubungan hukum karma phala dan punarbhawa
 Kesaksian tentang hukum karma phala dan punarbhawa

C. Model Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
 Salam Panganjali " Om Swastyastu "
 Apresiasi tanya jawab seputar hukum karma phala dan punarbhawa

2. Kegiatan Inti
 Mencari dan Membaca Sumber Informasi tentang hukum karma phala dan punarbhawa
 Merumuskan pengertian hukum karma phala dan punarbhawa
 Menguraikan dan memberikan contoh – contoh hukum karma phala dan punarbhawa

 Melakukan suatu adegan atau peran terhadap contoh hukum karma phala dan punarbhawa
 Melakukan diskusi terhadap hubungan hukum karma phala dan punarbhawa.
3. Kegiatan Penutup
 Evaluasi terhadap proses dan hasil pembelajaran
 Merefleksi hasil pembelajaran dan tindak lanjut
 Membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran
 Memberikan saran dan nasehat
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
 Doa penutup " Om Santih, Santih, Santih Om "


D. Sumber Belajar
 Buku Pelajaran Agama Hindu Kelas XI Widya Upadesa
 Buku Panca sraddha
 Kitab suci Bhagavad Gita

F. Penilaian hasil Belajar
 Teknik : Tanya jawab
: Tes Tertulis
 Bentuk Instrumen : Uraian

Butir Instrumen
1. Bagaimanakah hubungan hukum karma phala dan punarbhawa ?
2. Bagaimana pendapat anda cara merealisaikan hukum karma phala dan punarbhawa dengan perbuatan yang positif dalam kehidupan sehari – hari ?

Mengetahui

Ketua Yayasan Pas.Saraswati Guru Bidang Study

Dr. I GEDE SWIBAWA M.Si Gede Eka Setiasa
Nip Nim 07 10 11 006
1.4 Lembar penilaian
Lembaran penilaian tertera pada lampiran berikut :
a. Daftar nilai siswa


NO NAMA SISWA SEKOLAH NILAI
1 Gede sukra wijaya SMA 13 B. Lampung 28
2 I Made wisma M. SMA Pangudi Luhur 30
3 I Wayan Putra gunawan SMK Bhineka B. Lampung 45
4 Putu edi suprantara SMA 5 B. Lampung 45
5 Meta Selani SMA 5 B. Lampung 46
6 I Komang tri hernanto SMK N. 2 B. Lampung 46
7 I Wayan hevin sesano SMA 5 B. Lampung 48
8 I Made yuliana SMA 16 B. Lampung 48
9 Ketut setianingsih SMA 15 B. lampung 49
10 Made satria SMA 14 B. Lampung 50
11 NI komang wisesa SMA perintis 52
12 I Wayan andre wardita SMA 14 B. lampung 52
13 Kadek winariana SMA 15 B. lampung 54
14 Ni Made dhyna S. SMA N. 5 B. Lampung 55
15 Wayan kristiani SMA 15 B. Lampung 55
16 Kadek dwi S. SMA Gajah Mada 56
17 Luh dina yulia SMA 2 B. Lampung 56
18 Ni Made Imelda SMA 5 B. Lampung 56
19 Ketut wihat yani SMA N. 13 B. Lampung 58
20 Ida Ayu Kade W. SMK. Gajah Mada 58
Hasil Evaluasi praktek,21 Maret 2010
Mengetahui
Guru Pengajar


GEDE EKA SETIASA
0710 11 006















1.5 Evaluasi Praktek

Diket : Jumlah siswa ( N ) = 20 Dit: Nilai jadi = ………….?
Skor MAX = 60

: Daftar nilai sbb :
28, 30, 45, 45, 46 52, 52, 54, 55, 55
46, 48, 48, 49, 50 56, 56, 56,58,58
Jawab :
1. Mendaftar nilai dari nilai min –nilai max
= 28, 30, 45, 45, 46, 46, 48, 48, 49, 50, 52, 52, 54, 55, 55, 56, 56, 56,58,58
2. Menentukan skor maksimum dan minimum
Skor max = 58
Skor min = 28
3. Menentukan Range ( R )
R= S. Max – S. Min
= 58 - 28
= 30
4. Menentukan interval ( i )
a. Jika kelaziman i = 10 maka, i = = = 3

b. Jika kelaziman i = 20 maka, i = = = 1.5 = 2

Karena Interval harus ganjil maka, interval ( i ) = 3











TABEL FUNGSI


Interval ( i ) Frekwensi ( f ) Nilai tengah ( X )
F. X
x = X - m
f.

58 – 60 2 59 188 9 81 162
55 – 57 5 56 280 6 36 180
52 – 54 3 53 159 3 9 27
49 – 51 2 50 100 0 10 0
46 – 48 4 47 188 - 3 9 36
43 – 45 2 44 88 -6 36 72
40 – 42 0 41 0 -9 81 0
37 – 39 0 38 0 -12 144 0
34 - 36 0 35 0 -15 225 0
31 – 33 0 32 0 -18 324 0
28 – 30 2 29 58 -21 441 882

N = 20
= 991
= 1359





c. Mean ( m ) = = = 49.55 = 50


d. Simpangan baku ( sd )

= = 8.24 = 8


e. Nilai standar 10
M + 2.25. sd = 10  50 + 18 = 68  71 nilainya 10
M + 1.75 .sd = 10  50 + 14 = 64  67 nilainya 10
M + 1.25. sd = 9  50 + 10 = 60  63 nilainya 9
M + 0.75. sd = 8  50 + 6 = 56  59 nilainya 8
M + 0.25. sd = 7  50 + 2 = 52  55 nilainya 7
M - 0.25. sd = 6  50 - 2 = 48  51 nilainya 6
M ¬- 0.75. sd = 5  50 - 6 = 44  47 nilainya 5
M - 1.25. sd = 4  50 - 10 = 40  43 nilainya 4
M - 1.75. sd = 3  50 - 14 = 36  39 nilainya 3
M - 2.25. sd = 2  50 - 18 = 32  35 nilainya 2
M – 2.75.sd = 1  50 – 22 = 28 - 31 nilainya 1



f. Jadi; nilai 28-31 ada 2 orang nilainya = 1 maka nilai 8 ada 5 orang
32-35 ada - orang nilainya = 2 nilai 7 ada5 orang
36-39 ada – orang nilainya = 3 nilai 6 ada 4 orang
40-43 ada – orang nilainya = 4 nilai 5 ada 4 orang
44-47 ada 4 orang nilainya = 5 nilai 1 ada 2 orang
48-51 ada 4 orang nilainya = 6
52-55 ada 5 orang nilainya = 7
56-59 ada 5 orang nilainya = 8
60-63 ada – orang nilainya = 9
64-67 ada – orang nilainya =10
68-71 ada – orang nilainya =10


1.6 LEMBAR PENGAMATAN SISWA
1.6.1 Lembar pengamatan periode 1 /30 menit

NO NAMA SISWA Pengamatan/30 menit ON TASK ( % ) OFF TASK (%) Kategori yg diamati
1 Gede sukra wijaya a a Y Y Y 75 25 a. Berbicara tdk relevan
2 I Made wisma M. b Y Y Y Y 85 15 b. Melamun/diam saja
3 I Wayan Putra gunawan a a Y Y Y 75 25 c..Menggangu siswa lain
4 Putu edi suprantara d Y Y Y Y 85 15 d.Mncoba menarik perhatian
5 Meta Selani b Y Y d Y 75 25 Y. Kgiatan yang sesuai pmblajaran
6 I Komang tri hernanto Y a Y Y Y 85 15
7 I Wayan hevin sesano b d Y y Y 75 25
8 I Made yuliana a d Y y Y 75 25
9 Ketut setianingsih a y Y y Y 85 15
10 Made satria y y Y y Y 100 0
11 NI komang wisesa b y Y y Y 85 15
12 I Wayan andre wardita c y Y y Y 85 15
13 Kadek winariana y d Y y Y 75 25
14 Ni Made dhyna S. b y C y Y 75 25
15 Wayan kristiani y y Y y Y 100 0
16 Kadek dwi S. d y Y y Y 75 25
17 Luh dina yulia y d B y Y 75 25
18 Ni Made Imelda d y Y y Y 85 15
19 Ida Ayu Kade W. b y Y y Y 85 15
20 Ketut wihat yani c y B y y 75 25 Ket ; On TASK = 72.5 %
Off TASK = 18.5 %

TOTAL 1630 370
Rata –rata 72.5 % 18.5 %

1.6.2 LEMBAR PENGAMATAN PERIODE KE 2 /30 MENIT
NO NAMA SISWA Pengamatan/30 menit ON TASK ( % ) OFF TASK (%) Kategori yg diamati
1 Gede sukra wijaya a y Y Y Y 85 15 a. Berbicara tdk relevan
2 I Made wisma M. y Y Y Y Y 100 0 b. Melamun/diam saja
3 I Wayan Putra gunawan a y Y Y Y 85 15 c..Menggangu siswa lain
4 Putu edi suprantara d Y Y Y Y 85 15 d.Mncoba menarik perhatian
5 Meta Selani b Y Y y Y 85 15 Y. Kgiatan yang sesuai pmblajaran
6 I Komang tri hernanto Y a Y Y Y 85 15
7 I Wayan hevin sesano b d Y y Y 75 25
8 I Made yuliana Y y Y y Y 100 0
9 Ketut setianingsih y y Y y Y 100 0
10 Made satria y y Y y Y 100 0
11 NI komang wisesa b y Y y Y 85 15
12 I Wayan andre wardita c y Y y Y 85 15
13 Kadek winariana y d Y y Y 75 25
14 Ni Made dhyna S. b y Y y Y 85 15
15 Wayan kristiani y y Y y Y 100 0
16 Kadek dwi S. d y Y y Y 75 25
17 Luh dina yulia y d B y Y 75 15
18 Ni Made Imelda d y Y y Y 85 15
19 Ida Ayu Kade W. y y Y y Y 100 0
20 Ketut wihat yani c b Y y y 85 15 Ket : siswa On Task = 88 %
Siswa Off Task = 12 %
TOTAL 1760
RAT RATA 88 % 12 %

1.7 HAMBATAN DAN KENDALA
- Sarana dan prasarana yang kurang memadai. Contohnya yaitu lantai kelas semenya banyak yang pecah, sehingga menimbulkan debu yang dapat mngganggu proses pembelajaran.







1.8 KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Aktiitas belajar siswa mengalami peningkatan setelah metode pembelajaran yang digunakan menggunakan metode pengajaran yang inovatif. Pada saat praktek pertama (1) siswa On Task sebanyak 72.5 %, dan Siswa yang Off Task sebanyak 18.5 %. Setelah pertemuan ke dua ( 2 ), aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, On Task sebanyak 88 % dan off task sebanyak 12 %.
Saran
Saya sebagai mahasiswa sangat senang bisa langsung praktek mengajar dilapangan, Supaya kiranya untuk mata kuliah PBM nantinya dapat memberikan lebih bnyak tugas praktek kelapangan , agar mahasiswa dapat langsung mempraktekan ilmu yang susah didapat dikampus.

LAMPIRAN PENILAIAN GURU MITRA

Makalah proses belajar


Ditulis Oleh :
Gede Eka Setiasa
07 10 11 027









Makalah
PROSES BELAJAR
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah psikologi pendidikan





Oleh :
1. GEDE EKA SETIASA
2. Ni NENGAH ARIASTI



SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU LAMPUNG
2010



Kata Pengantar

Om Swastyastu,
Om Awighnamastu Namo sidham,
Atas asung kertha waranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan karunia-Nya akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Proses Belajar “. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan. Dimana Psikologi pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk dipelajari sebagai seorang calon pendidik ( Guru ). Psikologi pendidikan sebagai ilmu untuk memahami kejiwaan manusia secara umum. Tentu didalamnya menyangkut banyak aspek diantara mengenai proses – proses dalam belajar, yang penting untuk diketahui.
Sebagai seorang penyusun tentunya sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi isi, stuktur maupun yang lainya.Untuk itu penyusun sangatmengharapkan saran dan kritik dari dosen,mahasiswa ataupun pihak lain, yang sifatnya membangun agar kedepannya lebih baik.
Dalam hal ini, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan saran penyusunan makalah ini dengan cukup baik. Semoga Brahman senantiasa memberikan perlindungan kepada kita semua “OM Tat Sat “.

Om Siddhirastu tad astu svaha
Om Santih, Santih, Santih Om

Bandar Lampung, September 2009

Penyusun
i


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan manusia,karena dengan adanya pendidikan akan terbentuk manusia yang terampil dan berkualitas. Sehingga mampu bersaing dengan manusia lainya. Pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak lepas dari kehidupan semua orang. Seiring dengan meningkatkan dunia pendidikan.hal yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan tentunya harus mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif, mampu memecahkan persoalan – persoalan yang aktual dan mampu menghasilkan teknologi baru merupakan perbaikan dari sebelumnya.
Pendidikan tersebut dapat diperoleh dengan cara belajar. Semakin banyak belajar maka semakin banyak juga ilmu yang akan kita peroleh. Belajar memerlukan suatu proses yang nantinya akan memberikan output. Pengetahuan atau pendidikan yang kita dapatkan dari kebiasaan belajar, bisa menjadi alat ampuh dalam membantu kita mengambil keputusan yang berkualitas. Dengan kemampuan yang selalu disempurnakan, kita menjadi lebih bijak dalam melihat suatu permasalahan, karena bisa melihat permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Belajar bukanlah hanya sekedar aktivitas yang sedang terjadi pada diri individu, akan tetapi terjadi atas usaha individu sendiri dengan cara mengolah informasi yang ada dan menerapkanya.





Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.
proses belajar itu terjadi karena antara interaksi antara seseorang dengan lingkungan.

Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan ,ketrampilan ,atau sikapnya. Apabila proses belajar itu diselanggarakan secara formal disekolah – disekolah ,tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan , ketrampilan, maupun sikap.
Berdasarkan permasalahan diatas maka penyusun makalah yang berjudul “ Proses Belajar “.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan yang dikemukakan diatas maka rumusan masalah makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian dan faktor – faktor dalam proses belajar ?
2. Apakah pentingnya tujuan belajar dan pembelajaran ?
3. Bagaimana peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar ?

1.3 Tujuan Penulisan
Berdasrkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mendeskripsikan pengertian dan faktor – faktor dalam proses belajar.
2. Mendeskripsikan tentang pentingnya tujuan belajar dan pembelajaran.
3. Mendeskripsikan tentang upaya guru dalam pembelajaran dan peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar.




1.4 Manfaat penulisan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat berguna untuk :
1. Penulis adalah sebagai sarana untuk belajar menulis suatu karya yang berstruktur ilmiah meskipun masih dalam bentuk makalah.
2. Dosen adalah sebagai media untuk dijadikan tolak ukur dalam memeberikan penilaian baik itu dari penulisan maupun pemahaman terhadap materi yang ditulis.
3. Mahasiswa dalah sebagai bahan materi untuk diskusi dalam materi proses belajar.

1.5 Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode kualitatif, yaitu berdasarkan referensi dari buku-buku yang ada kaitanya dengan materi proses belajar dan juga referensi sumber dari internet.















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Howard L. kingskey menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam artian luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar,menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalaman individual itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.
Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”


2.2 Pengertian Proses Belajar
Secara sederhana proses belajar atau learning process merujuk pada aktivitas individu. Secara teknis para ahli psikologi mencoba memberikan batasan atau definisi yang beraneka ragam, namun semuanya berunjuk pada terjadinya proses perubahan tingkah laku individu.dari definisi diatas kita mendapat pemahaman tentang belajar yaitu:
- Bahwa belajar harus bersifat mengubah individu.
- Bahwa perubahan itu merupakan hasil dari pengalaman.
- Bahwa perubahan itu terjadi dalam prilaku individu yang dengan cara mengolah informasi yang ada dan menerapkannya.


Mengenai proses belajar sudah banyak diungkapan dalam berbagai teori belajar. Dalam urain ini diungkapkan dua kelompok pandangan tentang belajar yakni operant conditioning dan intrumental conseptualisme. Prinsip – prinsip operant conditioning dapat kita pahami dari pandangan dan hasil penelitian skinner [1969 ].menurut skinner [dalam fontana :1981} berpendapat bahwa proses belajar melibatkan tiga tahap sebagai berikut :
a. Adanya rangsangan atau “simulus “ atau situaasi {s} yang dihadapi oleh atau dihadapkan kepada murid.
b. Lahirnya prilaku atau behavior { B }
c. Penguatan atau reinforcement { R } yang mengikuti prilaku yang lahir.
Prinsip instrumental copceptualism dapat kita pahami bruner ( 1966 ).bruner ( dalam fontana :1981 ) melihat prosses belajar dari konsepsi psikologi kognitip. Menurut pandangan bruner ( 1966 ) proses belajar bukanlah semata – mata lahir dari prilaku yang disebabkan adanya rangsangan yang diperkuat atau diperlemah oleh “ penguatan “ akan tetapi merupakan proses aktip dimana seseorang menyimpulkan prinsip – prinsip dan hukum atau kemudian mengetesnya.

Dengan kata lain, belajar bukan hanya aktifitas yang sedang terjadi pada diri individu akan ttetapi merupakan sesuatu yang terjadi atas usaha individu sendiri dengan cara mengelolah imformasi yang ada dan menerapkannya.
Jika terlihat lebih jauh dua kelompok pandangan tersebut berbeda dalam hal skinner (1969 ) kurang memberi tekanan pada potensi individu sedangkan bruner (1966) justru memberikan tekanan pada potensi individu. Kedua pandangan tersebut sebenarnya tidak saling bertentangan ,malah saling mengisi .menurut konsepsi instrumental conseptualism proses belajar meliputi tiga jenis aktivitas mental sebagai berikut :
1. Pemerolehan informasi,
2. Pengelolaan informasi kedalam benntuk layak untuk diterapkan.
3. Pengetesan dan pengecekan kecukupan { memadai tidaknya } perubahan bentuk imformasi itu.

Menurut bruner ( 1966 ) proses informasi berlangsung dalam tiga bentuk yakni:
1. Bentuk “ enactive “ merupakan proses yang sangat operasional yang tidak menggunakan citra { bayangan } maupun kata – kata tetapi berlangsung dalam bentuk tindakan
2. Bentuk “ Iconic “ merupakan yang sudah lebih maju dalam arti mengunakan bayangan atau imajinasi, meskipun masih belum menggunakan bahasa.
3. Bentuk “ Syimbolik “ merupakan proses yang sudah lebih dari imajinasi yakni sudah menggunakan bahasa. Ini membuat proses belajar lebih abstrak dan luwes.

Rabu, 19 Mei 2010

ETIKA NYEPI

OLEH : GEDE EKA SETIASA

hari raya Nyepi yang datang setahun sekali yang merupakan identitas umat Hindu. Pada saat itu umat Hindu khususnya diajarkan untuk dapat melihat diri baik dan buruknya kerja yang dilakukan seseorang. Dalam Pustaka Suci disebutkan sebagai berikut : “Manusia lahir sendiri, sendiri juga ia akan mati, sendiri ia menikmati perbuatan yang baik, sendiri pula menikmati perbuatan yang buruk (Manawa Dharma Sastra, IV. 240).

Mengacu pada isi sloka di atas yang mengandung makna, baik buruk kerja yang dilakukan oleh seseorang akan membentuk nilai pribadmnya. Weda menegaskan bahwa melalui kerja yang baik (subhakarma) manusia akan dapat menolong dirinya sendiri dan samsara untuk mencapai kebahagiaan abadi yang bebas dan proses kelahiran kembali (moksa). Moksa merupakan moral-religius bagi umat Hindu untuk melaksanakan kerja yang baik (Subhakarma) dan menghindarkan perbuatan yang buruk (Asubhakarma) dalam kehidupan di dunia ini (Gabde; 2000).

Pada ajaran suci ada juga menyebutkan untuk memahami makna di atas yang dianalisis dan mantram di bawah ini yaitu : “Hyang Widhi hanya menyayangi orang yang bekerja keras” Reg Weda, IV, 33, 11). Mantram tersebut menyatakan bahwa Hyang Widhi menyayangi orang yang mau bekerja keras. Maka manusia yang ingin mendapatkan berkah dari Hyang Widhi Wasa harus bekerja keras sepanjang hidup ini.

Memaknai Hari R.aya Nyepi sebagai Pengendalian Diri
Seperti telah dijelaskan diatas, hari raya Nyepi merupakan peristiwa peralihan tahun icaka, pada saat itu masyarakat diharapkan merenung (mulat sarira) untuk melihat mana perbuatan baik dan mana yang buruk selama kurun waktu setahun.

Menurut etika hari raya Nyepi hal tersebut teimplisit dalam catur Berata Penyepian adalah empat pedoman yang telah ditetapkan dan harus dilaksanakan oleh umat Hindu sebagai wujud pengendalian diri dan mawas diri dengan empat pedoman : amati Geni, amati Lelanguan, Amati karya, dan Amati lelungaan. Pelaksanaan keempat etika diatas mengandung makna sebagai berikut :

1.Amati Geni
Amati geni mempunyai makna ganda yaitu tidak melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan menghidupkan api. Disamping itu juga merupakan upaya mengendalikan sikap prilaku agar tidak dipengaruhi oleh api amarah (kroda) dan loba (serakah). Menurut Tattwa Hindu (filsafat) yang memaknai simbol Geni tidak disimbolkan sebagai kekuatan dewa Brahma yang sebagai pencipta. Penciptaan yang terkait dengan hasil pemikiran seseorang disini perlunya diadakan perenungan, apakah kita sudah menghasilkan pemikiran untuk kebaikan umat ataukah sebaliknya. Pernyataan tersebut terungkap dalam berbagai Pustaka Suci Hindu yang mengatakan bahwa “Keunggulan manusia sebagai mahiuk ciptaan Tuhan, terletak pada proses pemikiran seseorang yang dapat membedakan sikap prilaku yang baik dan buruk (Sarasamuscaya : sloka 82). Alat kendali proses berpikir yang paling utama menurut ajaran Hindu adalah keyakinan terhadap karma phala (Sarasamuscaya, sloka 74). Mengacu pada etika Berata Penyepian di atas sudah nampakpelaksanaan amati Geni merupakan suatu simbol pengendalian diri seseorang dalam bersikap dan berprilaku.

2. Amati Lelanguan
Amati Lelanguan yang dimaksud merupakan kegiatan seseorang untuk mulat sarira atau rnawas diri terhadap kegiatan yang berkaitan dengan wacika. Wacika adalah perkataan yang benar yang dalam beriteraksi dengan sesamanya maupun dengan Tuhan sudah dilaksanakan atau belum. Menurut tattwa Hindu dalam pustaka suci yang terungkap dalam Sarasamuscaya dan Kekawin nitisastra mengajarkan sebagai berikut:
(1) kata-kata menyebabkan sukses dalam hidup
2) kata-kata menyebabkan orang gagal dalam hidup
(3) kata-kata menyebabkan orang mendapat hasil sebagai sumbu kehidupan.
dan (4) kata-kata menyebabkan orang memiliki relasi.
Mengacupada pemikiran diatas manusia Hindu telah diajarkan agar tetap melaksanakan wacika yang diparisudha yang nantinya:
(a) proses interaksi sosial (komunikasi) tidak boleh berkata kasar,
(b) mencaci maki dan juga tidak boleh menyebabkan orang tersinggung dan menderita (Sarasamuscaya; Sloka 75), Uraian di atas memberikan kita suatu pelajaran bahwa perkataan (wacika) yang diparisudha itulah yang patut dipahami dan menata sikap prilaku seseorang agar hidup ini aman dan bahagia.

2. Amati Karya
Amati Karya sebagai etika Nyepi yang bermaknakan sebagai evoluasi diri dalam kaitan dengan karya (kerja) merenung hasil kerja dalam setahun dan sebelumnya sudahkah bermanfaat bagi kehidupan manusia. Aktualisasi amati karya dalam konteks hari raya merupakan perenungan pikiran yang religius yang mengajarkan umat Hindu dalam evaluasi hasil kerja sebagai berikut, yaitu sisihkan hasil kerja untuk yadnya, - untuk Hyang Widhi, - untuk Resi, - untuk Leluhur maupun - untuk budhi.

Hal tersebut tertera dalam pustaka suci Atharwa weda III.24. 5 dan Sarasamuscaya Sloka 262, yadnya itu juga merupakan implementasi dari ajaran Tri Rna. Diajarkan pula melalui yadnya dapat terjadi proses penyucian diri manusia baik secara rohani maupun jasmani. Amati karya bermakna ganda yang artinya tidak bekerja dan dimaknai sebagai kesempatan untuk mengevaluasi kerja kita apakah aktivitas kerja itu sudah berlandaskan dharma atau sebaliknya.

Kerja yang baik (subha karma) dapat menolong manusia untuk menolong dirinya dari penderitaan. Kerja juga menyebabkan terjadinya Jagadhita dan merupakan tabungan moral bagi umat Hindu agar bekerja lebih gigih, tekun dan produktif. Berdasarkan uraian diatas ajaran suci Hindu memandang bahwa kerja sebagai yadnya dan titah Hyang Widhi; kerja dapat menolong diri sendiri dan kerja dapat menentukan identitasnya Aku bekerja, maka aku ada demikianlah yang diamanatkan oleh umat Hindu.

4. Amati Lelungaan
Amati lelungaan merupakan salah satu dari empat berata Penyepian yang berfungsi sebagai evaluasi diri dan sebagai sumber pengendalian diri. Amati lelungaan berarti menghentikan bepergian ke luar rumah, maka pada saat hari raya Nyepi, jalan raya sangat sepi. Dalam konteks yang lebih luas hal itu berarti suatu evaluasi diri. Evaluasi kerja hubungan dengan Tuhan; evaluasi kerja hubungan dengan sesama dan hubungan kerja dengan alam sekitar apakah hubungan tersebut sudah baik atau belum, sehingga kita dapat menilai hasil kerja kita se-obyektif mungkin. Mutu meningkat untuk kebaikan atau merosot, langkah selanjutnya bisa menentukan sikap. Diharapkan agar lebih memantapkan kualitas kerja untuk kualitas hidup manusia.

Simpulan
Berdasarkan uraian diatas, pembahasan mengenai Makna Etika Upacara Nyepii adalah sebagai berikut:
1). Hari raya Nyepi merupakan salah satu hari raya yang dapat digunakan sebagai penentu jati diri umat Hindu karena hanya hari raya inilah yang diikuti oleh pemerintah.
2). Catur Berata penyepian merupakan etika hari raya Nyepi yang dapat digunakan sebagai evaluasi diri ataupun pengendalian diri.
3). Aspek theologi hari raya Nyepi menupakan pengejawantahan dari moral religius umat Hindu.
4). Catur Berata penyepian merupakan perenungan untuk evaluasi kerja kita minimal setahun dan mampu untuk pengendalian pikiran dan pengendalian diri.
5). Kemampuan untuk pengendalian diri berarti perlu suatu jalan untuk dapat mengatasi permasalahan hidup, jalan untuk penyucian manacika, wacika, dan kayika akhirnya mampu mewujudkan ”Jagadhita ya ca iti dharma.